Apa Wireless
LAN Controller?
WLAN
controller digunakan dalam kombinasi dengan Lightweight Access
Point Protocol (LWAPP) untuk mengatur light-weight access points
dalam jumlah yang besar oleh admin jaringan. WLAN controller merupakan bagian
dari Data Plane dalam Cisco Wireless Model.
WLAN controller
secara otomatis menangani konfigurasi dari 6 sampai 500 access point dimanapun
berada (selama dalam jangkauan/area lingkup tertentu), tergantung dari
modelnya.Fitur-fitur:
1. Deteksi
dan penghindaran Interferensi: daya RF dan kanal yang ditugaskan akan disesuaikan
dengan yang direncanakan.
2. Load
Balancing: pengaturan secara default di disable. kecepatan tinggi load
balancing dapat digunakan untuk menghubungkan pengguna ke beberapa jalur akses
(access point) untuk tingkat cakupan dan data yang lebih baik.
3. Deteksi
dan koreksi Coverage Hole: bagian dari pengaturan RF adalah menangani tingkat
daya (power level). Power dapat ditingkatkan untuk melingkupi “lubang-lubang”
atau menguranginya untuk melindungi terhadap cell yang tumpang tindih.
WLAN controller juga dilengkapi dengan berbagai bentuk otentikasi, seperti: 802.1X (Protected Extensible Authentication Protocol (PEAP), LEAP, EAP-TLS, Wi-Fi Protected Access (WPA), 802.11i (WPA2), dan Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP).
WLAN controller juga dilengkapi dengan berbagai bentuk otentikasi, seperti: 802.1X (Protected Extensible Authentication Protocol (PEAP), LEAP, EAP-TLS, Wi-Fi Protected Access (WPA), 802.11i (WPA2), dan Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP).
Kelebihan Wireless
Wireless
LAN menawarkan beberapa kelebihan seperti produktivitas, kenyamanan, dan
keuntungan dari segi biaya bila dibandingkan dengan jaringan kabel tradisional.
·
Mobility :
Sistem wireless LAN bisa menyediakan user dengan informasi access yang real-time,
dimana saja dalam suatu organisasi. Mobilitas semacam ini sangat mendukung
produktivitas dan peningkatan kualitas pelayanan apabila dibandingkan dengan
jaringan kabel
·
Installation
Speed and Simplicity : Instalasi sistem wireless LAN bisa
cepat dan sangat mudah dan bisa mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang
melalui atap atau pun tembok.
·
Installation
Flexibility :
Teknologi wireless memungkinkan suatu jaringan untuk bisa mencapai
tempat-tempat yang tidak dapat dicapai dengan jaringan kabel.
·
Reduced
Cost-of-Ownership :
Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli
perangkat hardware bisa lebih tinggi daripada biaya yang dibutuhkan oleh
perangkat wired LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan,
instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila
digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan seringnya
pergerakan dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka panjangnya pada
suatu wireess LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan wired LAN.
·
Scalability :
Sistem wireless LAN bisa dikonfigurasikan dalam berbagai macam topologi untuk
memenuhi kebutuhan pengguna yang beragam. Konfigurasi dapat dengan mudah diubah
Mulai dari jaringan peer-to-peer yang sesuai untuk jumlah pengguna yang kecil
sampai ke full infrastructure network yang mampu melayani ribuan user dan
memungkinkan roaming dalam area yang luas.
Kekurangan
wireless
Kelemahan
jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni : kelemahan
pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan.
Salah
satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun
sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak vendor yang menyediakan fasilitas
yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless
yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis
sering menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting
default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable,
kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi
wireless tersebut. WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart
keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat dengan mudah dipecahkan dengan
berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPA-PSK dan LEAP yang dianggap
menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan
metode dictionary attack secara offline.
Jenis-jenis
wireless
1. Wireless
Wide Area Networks (WWAN)
Teknologi
WWAN memungkinkan pengguna untuk membangun koneksi nirkabel melalui jaringan
publik maupun privat. Koneksi ini dapat dibuat mencakup suatu daerah yang
sangat luas, seperti kota atau negara, melalui penggunaan beberapa antena atau
juga sistem satelit yang diselenggarakan oleh penyelenggara jasa
telekomunikasinya. Teknologi WWAN saat ini dikenal dengan sistem 2G (second
generation). Inti dari sistem 2G ini termasuk di dalamnya Global System for
Mobile Communications (GSM), Cellular Digital Packet Data (CDPD) dan juga Code
Division Multiple Access (CDMA). Berbagai usaha sedang dilakukan untuk transisi
dari 2G ke teknologi 3G (third generation) yang akan segera menjadi standar
global dan memiliki fitur roaming yang global juga. ITU juga secara aktif dalam
mempromosikan pembuatan standar global bagi teknologi 3G.
2. Wireless
Metropolitan Area Networks (WMAN)
Teknologi
WMAN memungkinkan pengguna untuk membuat koneksi nirkabel antara beberapa
lokasi di dalam suatu area metropolitan (contohnya, antara gedung yang
berbeda-beda dalam suatu kota atau pada kampus universitas), dan ini bisa
dicapai tanpa biaya fiber optic atau kabel tembaga yang terkadang sangat mahal.
Sebagai tambahan, WMAN dapat bertindak sebagai backup bagi jaringan yang
berbasis kabel dan dia akan aktif ketika jaringan yang berbasis kabel tadi
mengalami gangguan. WMAN menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared untuk
mentransmisikan data. Jaringan akses nirkabel broadband, yang memberikan
pengguna dengan akses berkecepatan tinggi, merupakan hal yang banyak diminati
saat ini. Meskipun ada beberapa teknologi yang berbeda, seperti multichannel
multipoint distribution service (MMDS) dan local multipoint distribution
services (LMDS) digunakan saat ini, tetapi kelompok kerja IEEE 802.16 untuk
standar akses nirkabel broadband masih terus membuat spesifikasi bagi
teknologi-teknologi tersebut.
3. Wireless
Local Area Networks (WLAN)
Teknologi
WLAN membolehkan pengguna untuk membangun jaringan nirkabel dalam suatu area
yang sifatnya lokal (contohnya, dalam lingkungan gedung kantor, gedung kampus
atau pada area publik, seperti bandara atau kafe). WLAN dapat digunakan pada
kantor sementara atau yang mana instalasi kabel permanen tidak diperbolehkan.
Atau WLAN terkadang dibangun sebagai suplemen bagi LAN yang sudah ada, sehingga
pengguna dapat bekerja pada berbagai lokasi yang berbeda dalam lingkungan
gedung. WLAN dapat dioperasikan dengan dua cara. Dalam infrastruktur WLAN,
stasiun wireless (peranti dengan network card radio atau eksternal modem)
terhubung ke access point nirkabel yang berfungsi sebagai bridge antara
stasiun-stasiun dan network backbone yang ada saat itu. Dalam lingkungan WLAN
yang sifatnya peer-to-peer (ad hoc), beberapa pengguna dalam area yang terbatas,
seperti ruang rapat, dapat membentuk suatu jaringan sementara tanpa menggunakan
access point, jika mereka tidak memerlukan akses ke sumber daya jaringan.
Pada
tahun 1997, IEEE meng-approve standar 802.11 untuk WLAN, yang mana
menspesifikasikan suatu data transfer rate 1 sampai 2 megabits per second
(Mbps). Di bawah 802.11b, yang mana menjadi standar baru yang dominan saat ini,
data ditransfer pada kecepatan maksimum 11 Mbps melalui frekuensi 2.4 gigahertz
(GHz). Standar yang lebih baru lainnya adalah 802.11a, yang mana
menspesifikasikan data transfer pada kecepatan maksimum 54 Mbps melalui
frekuensi 5 GHz.
4. Wireless
Personal Area Networks (WPAN)
Teknologi
WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel (ad hoc) bagi
peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan
dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS
adalah suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10
meter. Saat ini, dua teknologi kunci dari WPAN ini adalah Bluetooth dan cahaya
infra merah. Bluetooth merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan
gelombang radio untuk mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet.
Data Bluetooth dapat ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas.
Teknologi Bluetooth ini digerakkan oleh suatu badan yang bernama Bluetooth
Special Interest Group (SIG), yang mana mempublikasikan spesifikasi Bluetooth
versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya, untuk menghubungkan peranti
dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user bisa menggunakan
cahaya infra merah.
Untuk menstandarisasi pembangunan dari teknologi WPAN, IEEE telah membangun kelompok kerja 802.15 bagi WPAN. Kelompok kerja ini membuat standar WPAN, yang berbasis pada spesifikasi Bluetooth versi 1.0. Tujuan utama dari standarisasi ini adalah untuk mengurangi kompleksitas, konsumsi daya yang rendah, interoperabilitas dan bisa hidup berdampingan dengan jaringan 802.11.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar