Mengapa dikatakan terkenal?
Yang menyebabkan OSPF menjadi
terkenal adalah karena routing protokol ini notabene adalah yang paling cocok
digunakan dalam jaringan lokal berskala sedang hingga enterprise. Misalnya di
kantor-kantor yang menggunakan lebih dari 50 komputer beserta
perangkat-perangkat lainnya, atau di perusahaan dengan banyak cabang dengan
banyak klien komputer, perusahaan multinasional dengan banyak cabang di luar
negeri, dan banyak lagi.
Mengapa dikatakan paling
cocok?
Karena
OSPF memiliki tingkat skalabilitas, reliabilitas, dan kompatibilitas yang
tinggi. Mengapa demikian? Nanti akan dibahas satu per satu di bawah. Selain
paling cocok, kemampuan routing protokol ini juga cukup hebat dengan disertai
banyak fitur pengaturan. Sebuah routing protokol dapat dikatakan memiliki
kemampuan hebat selain dapat mendistribusikan informasi routing dengan baik
juga harus dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan penggunanya. OSPF
memiliki semua ini dengan berbagai pernak-pernik pengaturan dan fasilitas di
dalamnya. OSPF memang sangat banyak penggunanya karena fitur dan kemampuan yang
cukup hebat khususnya untuk jaringan internal sebuah organisasi atau
perusahaan. Dibandingkan dengan RIP dan IGRP, yang sama-sama merupakan routing
protokol jenis IGP (Interior Gateway Protocol), OSPF lebih powerful, skalabel,
fleksibel, dan lebih kaya akan fitur.
Apa Sebenarnya OSPF?
OSPF merupakan sebuah routing
protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu
ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana
Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau
dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan
tersebut.
Jika Anda
sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan
tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga
merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing
protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat
menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun
routing protokol ini dapat diimplementasikan.
OSPF
merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya
OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini
diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan
konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur
dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari
keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan
bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih
presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF
merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja
layaknya prinsip kerja seperti demikian.
Teknologi
yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang
memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman
update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat
cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF
biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar.
Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak
lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah
pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak
menggunakan routing protocol ini.
Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan
dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF
dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus
dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router
lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan
router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.
Langkah pertama yang harus dilakukan
sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router.
Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya
dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello
protocol.
Dalam membentuk hubungan dengan
tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara
periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung
dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada
kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam
media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.
Hello packet berisikan informasi
seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya
dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang
menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF
pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello
packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan
neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di
mana router OSPF berjalan.
OSPF Bekerja pada Media Apa Saja?
Seperti telah dijelaskan di atas,
OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling
berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan
router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja
Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa
jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki
karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik
mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:
Broadcast Multiaccess
Media
jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN
seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti
ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router
neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu
akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan
Backup Designated Router (BDR).
Point-to-Point
Teknologi
Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang
terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini
misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu
membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang
perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router
OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya
menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
Point-to-Multipoint
Media
jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya
dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap
sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke
perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke
seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada
jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP
multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast
multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated
Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media
berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial
line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara
faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke
satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah
sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar
lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan,
yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF
melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada
kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada
di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan
konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR
terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam
media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi
langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari
router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing
router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya
proses OSPF pada media Point-to-Point.
Bagaimana Proses OSPF Terjadi?
Secara
garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga
dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah
langkah-langkahnya:
1.
Membentuk
Adjacency Router
Adjacency
router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat.
Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling
berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat
membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello
packet. Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling
berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router
tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai
tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour
ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka
Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari
Router A.
Ketika
router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka
Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan
kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian
Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya.
Sampai di sini adjacency router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran
informasi routing.
Contoh
pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang
berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika
OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan
ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh
router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu.
Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada
di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.
Namun apa
yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi
OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien
terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan
berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi
sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi
router-router lainnya.
Router
juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router
juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini
disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah
proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.
2.
Memilih
DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam
jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR
akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.
Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR.
Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai
dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan
digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah,
maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga
perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.
Proses
pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello
packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router.
Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua
Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama
OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam
pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua
akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah
satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung
dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.
Secara
default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini
adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak
akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan
menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai
Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka
yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam
jaringan. Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan
seluruh informasi jalur dalam jaringan.
3.
Mengumpulkan
State-state dalam Jaringan
Setelah
terbentuk hubungan antar router-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar
informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada
jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan
melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan
memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan
selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state
OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?
Untuk itu,
ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase
ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave
dalam proses pengiriman. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman
lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini
disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave
dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah
router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke
router neighbour.
Setelah
membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut
akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke
router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase
Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database
Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media
yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang
ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam
fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router
mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.
Setelah
loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan
memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase
ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah
selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding
data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih
rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state
tersebut.
4.
Memilih
Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah
informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk
memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute
telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan.
Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah
Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya
sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus: Cost of
the link = 108 /Bandwidth Router OSPF akan menghitung semua cost yang
ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute
terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam
routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.
5.
Menjaga
Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika
sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga
me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang
sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.
Ketika ada
perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding
terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan
mengetahui perubahan tersebut. Sampai di sini semua proses OSPF akan terus
berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada
dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan
dengan baik pula.
Jaringan Besar? Gunakan OSPF!
Sampai di sini proses dasar yang terjadi dalam
OSPF sudah lebih dipahami, meskipun masih sangat dasar dan belum detail.
Melihat proses terjadinya pertukaran informasi di atas, mungkin Anda bisa
memprediksi bahwa OSPF merupakan sebuah routing protokol yang kompleks dan
rumit. Namun di balik kerumitannya tersebut ada sebuah kehebatan yang luar
biasa. Seluruh informasi state yang ditampung dapat membuat rute terbaik pasti
terpilih dengan benar. Selain itu dengan konsep hirarki, Anda dapat membatasi
ukuran link-state database-nya, sehingga tidak terlalu besar. Artinya proses
CPU juga menjadi lebih ringan.
0 komentar:
Posting Komentar