Rabu, 15 September 2021

INSTALASI SISTEM OPERASI JARINGAN

Edit Posted by with No comments

Instalasi merupakan hal yang paling awal dilakukan sebelum membangun server. Instalasi ini mencakup dua hal, instalasi perangkat keras dan perangkat lunak. Sebagai server yang akan melayani komunikasi antar jaringan, maka sebuah server minimal harus memiliki 2 kartu jaringan. Satu untuk jaringan internal dan lainnya untuk jaringan eksternal. Persyaratan lainnya dalam instalasi server mengikuti syarat umum instalasi Sistem Operasi, seperti:

  1. Jumlah RAM yang diperlukan
  2. Besar ruang harddisk yang akan digunakan
  3. Tipe dan kecepatan prosesor
  4. Resolusi video / layar (diperlukan untuk sistem operasi GUI)

Informasi ini biasanya telah disediakan oleh perusahaan penyedia sistem operasi yang bersangkutan. Misal, untuk Sistem Operasi Debian Wheezy dengan Desktop memerlukan syarat perangkat komputer seperti berikut ini.

  1. Prosesor minimal Pentium IV 1 GHz
  2. RAM minimal 128 MB (Disarankan 512 MB) Harddisk minimal 5 GB

Metode Instalasi Sistem Operasi
Sistem operasi diinstall ke dalam bagian tertentu dari harddisk. Lokasi tertentu ini biasa dikenal dengan istilah partisi disk. Terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan untuk menginstall sistem operasi. Penentuan metode ini dapat didasarkan pada kondisi hardware, persyaratan sistem operasinya sendiri dan kebutuhan user. Berikut ini merupakan empat pilihan jenis instalasi sistem operasi:
1. Instalasi Baru
Opsi ini dapat digunakan apabila jaringan yang akan dibangun adalah jaringan baru, ataupun adanya penambahan perangkat server baru yang tidak mendukung sistem operasi jaringan yang ada saat ini. Jika memilih opsi ini maka semua data pada partisi terpilih akan dihapus. Apabila ada aplikasi yang sudah terinstal sebelumnya pada sistem operasi lama, maka nanti perlu diinstal kembali.



2. Upgrade
Opsi ini banyak digunakan pada sistem-sistem jaringan yang sudah berjalan. Opsi ini dilakukan biasanya karena adanya perbaikan fitur yang ada pada sistem operasi yang digunakan, termasuk juga karena fitur baru yang memang diperlukan. Dengan memilih opsi ini aplikasi yang sudah terinstal sebelumnya kemungkinan akan tetap dapat digunakan setelah upgrade. Opsi upgrade ini hanya akan mengganti file-file sistem operasi sebelumnya dengan yang baru.



3. Multi-boot
Apabila disyaratkan untuk ada lebih dari satu sistem operasi dalam satu komputer, maka opsi ini dapat dipilih untuk memungkinkan penggunaan lebih dari satu sistem operasi. Nantinya, setiap sistem operasi akan ditempatkan pada partisinya masing-masing. Oleh karena itu, perlu ada persiapan partisi sebelum melakukan instalasi multi-boot ini.



4. Virtualisasi
Virtualisasi ini merupakan teknik yang memungkinkan instalasi sistem operasi dilakukan diatas sistem operasi yang ada saat ini. Tidak dalam partisi tertentu namun dalam suatu file tertentu. File ini merupakan perwakilan dari suatu sistem komputer virtual. Satu komputer dapat memiliki lebih dari satu komputer virtual. Oleh karena itu, instalasi lebih dari satu sistem operasi juga dimungkinkan dengan teknik ini. Beberapa aplikasi yang memungkinkan untuk membuat sistem virtual ini adalah VirtualBox, VMWare, dan Virtual PC.


Sebelum melakukan instalasi sistem operasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Struktur partisi yang akan digunakan
Salah satu teknik yang digunakan untuk mengamankan data yang ada di komputer adalah dengan membuat partisi yang berbeda untuk sistem dan data. Dengan adanya pemisahan ini akan memungkinkan nantinya sistem tersebut di-upgrade tanpa mempengaruhi datanya. Pembagian ini juga dapat membantu dalam proses backup dan restore.

2. Penentuan jenis sistem file
Sistem file merupakan sistem manajemen file yang diterapkan sistem operasi untuk mengelola file-file yang tersimpan di harddisk. Ada banyak sistem file yang telah dikembangkan saat ini. Beberapa yang sering digunakan adalah FAT16/32, NTFS, HPFS, ext2, ext3, ext4. Setiap sistem operasi dapat memiliki lebih dari satu sistem file. Seperti Linux Ubuntu yang dapat mengelola hampir semua sistem file yang ada saat ini. Setiap sistem file yang dipilih memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

 

Rabu, 25 Agustus 2021

Memahami Jaringan Fiber Optic

Edit Posted by with No comments

 Memahami Jaringan Fiber Optik

Fiber optik adalah salah satu jenis saluran transmisi yang terbuat dari serat kaca ukuranya cukup tipis sekali kurang lebih persatu corenya itu berukuran 125 mikron kurang lebih seperti sehelai rambut manusia,core ini digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain hingga jarak 50km tanpa menggunakan repeater. Sinyal-sinyal gelombang dapat berupa pengkodean komunikasi suara atau data komputer secara cepat, Dengan demikian fiber optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi untuk saat ini.


Prinsip Kerja Fiber Optik

Pada dasarnya prinsip kerja fiber optik ini adalah memantulkan dan membiaskan cahaya yang merambat di dalamnya. Cara kerja fiber optik ini jika di bandingkan dengan media lainnya untuk transmisi data lebih efisien. Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas/kaca. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh fiber optik.
Cara kerja fiber optik dalam mengirimkan percakapan-percakapan telepon atau internet melalui fiber optik, sinyal analog di rubah menjadi sinyal digital. Sebuah laser transmitter pada salah satu ujung kabel melakukan on/off untuk mengirimkan setiap bit sinyal. System fiber optikmodern dengan single laser bisa mentransmitkan jutaan bit/second. Atau bisa dikatakan laser transmitter on dan off jutaan kali /second. Sebuah kabel fiber optics terbuat dari serat kaca murni, sehingga meski panjangnya berkilo-kilo meter, cahaya masih dapat dipancarkan dari ujung ke ujung lainnya.

Apa saja kelebihan dan kekurangan fiber optik?


Ada beberapa kelebihan Fiber optik antara lain:
  • Kapasitas (bandwidth) yang besar dalam mentransmisi informasi yang ada memiliki kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa gigabit/detik.
  • Sinyal degradasi lebih kecil,tidak terpengaruh pada gelombang elektromagnetik dan frekuensi radio Karena terbuat dari kaca dan plastik murni.
  • Ukurannya kecil, ringan, Lebih tipis dan Fleksibel.: mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga sehingga memudahkan suplai dan pemasangan.
  • Murah jika membandingkannya dengan banyaknya daya transmisi dari kabel tembaga Kapasitas lebih besar
  • Serat optik aman, Tidak mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik.

Kekurangan Fiber Optik

Dari sekian banyak kelebihan yang ditawarkan penggunaan kabel fiber optic juga memiliki kekurangan antara lain harga yang relatif mahal terutama dalam hal penyambungan, karena untuk menyambungkan core optic ini memerlukan alat khusus yang dinamakan splicer fiber optic dan untuk menyambung core ini memerlukan keahlian dan ketelitian dalam penyambungan kabel fiber optik,karna untuk core optic sendiri tidak boleh nekuk yang mengakibatkan core tersebut patah.

Struktur Kabel Fiber Optik

Secara umum komponen atau bagian dari kabel fiber optic adalah sebagai berikut :

1.     Core (Inti Kabel)

Core merupakan bagian utama kabel yang berada tepat di tengah-tengah kabel pada fiber optik yang berbentuk sebuah batang silinder dan terbuat dari bahan dielektrik atau serat kaca. Core inti kabel ini  memiliki diameter antara 3 – 200 µm. Ukuran core sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kemampuan dari sebuah kabel fiber optik.

Fungsi core yaitu sebagai tempat berlangsungnya penyaluran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya.

2.     Cladding ( Selubung)

Cladding yaitu lapisan yang menyelubungi core pada kabel fiber optik. Cladding memiliki diameter antara 5 µm – 250 µm dan terbuat dari serat kaca. Namun indeks bias pada cladding lebih kecil dari pada indeks bias core.

Fungsi cladding adalah sebagai pelindung core serta menjadi cermin yang memantulkan cahaya agar dapat merambat ke dalam core serta optik.

3.     Coating (Pelindung)

Coating adalah bagian luar setelah caldding yang terbuat dari bahan plastik elastis (PVC) untuk melindungi serat optik dari tekanan luar. Coating mempunyai warna yang bervariasi untuk memudahkan dalam penyusunan urutan core.

Fungsi coating pada fiber optik yaitu sebagai pelindung mekanis yang melindungi serat optik dari kerusakan yang dapat terjadi karena lengkungan kabel ataupun gangguan luar lainnya seperti kelembaban udara.

4.     Strengthening (Serat Penguat)

Lapisan terluar berikutnya adalah strengthening atau strength member. Strength member ini terbuat dari bahan serat kain sejenis benang yang sangat banyak dan memiliki ketahanan yang sangat baik.

Fungsi sterng thening adalah sebagai serat yang menguatkan bagian inti kabel sehingga tidak mudah putus.

5.     Jacket Cable (Selongsong Kabel)

Jackert cable atau outer jacket merupakan bagian terluar dari sebuag kabel fiber optik. Fungsi outer jacket ini yaitu sebagai pelindung keseluruhan bagian dalam kabel serat optik dari gangguan luar, serta di dalamnya terdapat tanda pengenal dan terbuat dari bahan PVC.

 



Rabu, 10 Maret 2021

Program Tugas Praktikum

Edit Posted by with No comments

 #include<iostream>

#include<conio.h>

#include<string.h>

#include<stdio.h>

#include<math.h>


using namespace std;


char mainmenu();

char menu();

void perkenalan();

void waktu();

void btm();

void keluar();


char mainmenu(){

 system("cls");

 char pilih;

 cout<<"\t\t_____PRAKTIKUM PEMROGRAMAN DASAR_____"<<endl;

 cout<<"1. Tugas Praktikum"<<endl;

 cout<<"2. Keluar"<<endl;

 cout<<"Masukkan Pilihan Anda = ";cin>>pilih;

 if(pilih=='1')menu();

 if(pilih=='2')keluar();

}


char menu(){

 system("cls");

 char pil;

 cout<<"Pilih Salah Satu"<<endl;

 cout<<"1. Perkenalan"<<endl;

 cout<<"2. Menghitung Waktu"<<endl;

 cout<<"3. Selesai"<<endl;

 cout<<"Masukkan Pilahan Anda = ";cin>>pil;

 if(pil=='1')perkenalan();

 else if(pil=='2')waktu();

 else if(pil=='3')mainmenu();

return pil;

}


void perkenalan(){

 system("cls");

 string nama;

 char ulang;

 cout<<"Perkenalan\n"<<endl;

 cout<<"Hello, Siapa Namamu?\n"<<endl;

 cout<<"Isikan Nama Anda = "<<endl;cin>>nama;

 nama = nama;

 cout<<"Senang Berteman Denganmu, "<<nama<<" \n";

 cout<<"Berkenalan lagi atau tidak? (Y/N)";cin>>ulang;

  if(ulang=='y'){

   perkenalan();

  }

  else if(ulang=='N'||ulang=='n'){

   btm();

  }

}


void waktu(){

 system("cls");

 int sm,a,t,wakt,kel;

 float kec;

 char ulang;

 cout<<"Menghitung Waktu Berlari\n";

 cout<<"Isikan Nilai Sisi Miring Segitiga = ";cin>>sm;

 cout<<"Isikan Nilai Alas Segitiga = ";cin>>a;

 t = sqrt((sm*sm)-(a*a));

 cout<<"Nilai Tinggi Segitiga "<<t<<" (Rumus Phytagoras)\n";

 kel = sm+a+t;

 cout<<"Nilai Keliling Segitiga "<<kel<<" \n";

 cout<<"Isikan Nilai Kecepatan = ";cin>>kec;

 wakt = kel/kec;

 cout<<"Jadi Waktu Yang Dibutuhkan adalah "<<wakt<<" detik\n";

 cout<<"Menghitung lagi atau tidak? (Y/N)";cin>>ulang;

  if(ulang=='y'){

   waktu();

  }

  else if(ulang=='N'||ulang=='n'){

   btm();

  }

}


void btm(){

 char lagi;

 cout<<endl<<"Kembali ke Menu? (Y/N)";cin>>lagi;

 if(lagi=='Y'||lagi=='y'){

  menu();

 }

 else if(lagi=='N'||lagi=='n'){

 }

 else{

  cout<<"nCoba Kembali"<<endl;

  btm();

 }

}


void keluar(){ 

}

int main(){

 mainmenu();

 

}

Struktur Kontrol Percabangan dalam Algoritma Pemrograman

Edit Posted by with No comments

Di dalam dunia pemrograman, ada 3 jenis algoritma yang umum dijumpai, yakni algoritma runtunan, algoritma pemilihan, dan juga algoritma pengulangan. Ketiga jenis algoritma ini merupakan algoritma-algoritma dasar yang akan sangat kita perlukan untuk mempelajari lebih dalam tentang pemrograman ke depannya. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk benar-benar menguasai ketiga jenis algoritma ini.

Di artikel kali ini, kita akan mempelajari salah satu jenis algoritma di atas, yaitu algoritma pemilihan. Algoritma pemilihan ini juga dikenal dengan nama struktur kontrol percabangan. Struktur kontrol percabangan digunakan ketika kita perlu menjalankan suatu perintah berdasarkan kondisi atau syarat tertentu.

Untuk membantu kamu dalam memahami struktur kontrol percabangan ini, mari kita buat sebuah program sederhana. Program ini akan menyapa kamu sesuai dengan jenis kelamin yang kamu masukkan. Apabila kamu adalah seorang perempuan, program ini akan menyapamu dengan kalimat “Good morning, Miss!”. Namun, apabila kamu adalah seorang laki-laki, program ini akan mengganti kalimatnya menjadi “Good morning, Sir!”.

Dari contoh di atas, dapat kita lihat ya bahwa kalimat yang akan dikeluarkan oleh program tentunya bergantung pada jenis kelamin yang kamu masukkan. 

Syntax untuk Struktur Kontrol Percabangan

Secara umum, kita dapat mengaplikasikan struktur kontrol percabangan dengan dua jenis syntax, yaitu If-else dan juga Switch-case. Kedua syntax struktur kontrol percabangan ini dapat kita temui di banyak bahasa pemrograman. Meskipun strukturnya tidak jauh berbeda antara setiap bahasa pemrograman, syntax-nya tetap harus disesuaikan dengan bahasa pemrograman yang digunakan ya.

1.       If-else

Struktur kontrol percabangan yang pertama adalah If-else. Struktur if-else ini bisa dibilang merupakan struktur kontrol percabangan yang paling sederhana. Struktur penulisan if-else secara umum bisa dilihat pada gambar di bawah ini:

A screenshot of a cell phone Description automatically generated

Nah, kembali ke contoh kita sebelumnya, kira-kira kondisi dan perintah apa yang cocok untuk mengisi struktur If-else kita? Untuk kondisinya, kita bergantung pada jenis kelamin yang kita masukkan. Akan tetapi, tidak hanya sampai di situ, kita juga harus tahu apakah jenis kelaminnya perempuan atau laki-laki. Oleh karena itu, kondisinya bisa kita isi seperti gambar di bawah ini:

A close up of a logo Description automatically generated

Setelah itu, mari kita isi bagian untuk menuliskan perintahnya. Untuk program sederhana ini, kita hanya perlu mencetak kalimat yang sesuai dengan kondisi yang sudah kita tetapkan sebelumnya. Pada bagian kondisi If, kita mengisinya dengan jenis kelamin perempuan. Apabila kondisi tersebut terpenuhi, perintah yang ada di dalam blok If akan dijalankan. Oleh karena itu, kita bisa mengisikan bagian perintah pada blok If dengan perintah yang akan dijalankan saat jenis kelaminnya adalah perempuan. Potongan kodenya akan terlihat seperti di bawah ini:

A screenshot of a cell phone Description automatically generated

Setelahnya, kita masih memiliki blok else. Berbeda dengan blok If, kita tidak perlu menuliskan kondisi apapun pada blok else. Hal ini karena blok else sudah pasti dijalankan hanya jika kondisi pada blok If tidak terpenuhi. Dalam contoh kasus yang kita gunakan, blok else hanya akan dijalankan jika jenis kelaminnya bukan perempuan. Dalam kata lain, blok else akan dijalankan apabila jenis kelaminnya laki-laki.

Oleh karena itu, pada blok else, kita hanya perlu menuliskan perintah yang akan dijalankan apabila blok If tidak dijalankan. Pada contoh kasus yang kita gunakan, blok else akan kita isi seperti gambar berikut:

Struktur kontrol percabangan dengan If-else

Wah, berarti kondisi If-else hanya dapat digunakan pada kondisi yang melibatkan 2 pilihan saja dong? Jika hanya struktur If-else yang digunakan, program kamu memang hanya bisa menampung 2 pilihan. Akan tetapi, struktur If-else ini juga bisa dimodifikasi loh! Kamu bisa menambahkan banyak pilihan pada struktur if-else dengan menggunakan keyword else if. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa menyimak gambar di bawah ini ya:

Struktur kontrol percabangan dengan If-else if

2.       Switch-case

Struktur kontrol percabangan yang kedua adalah struktur Switch-case. Secara fungsi, Switch-case bisa dibilang memiliki fungsi yang sama persis dengan If-else. Akan tetapi, struktur yang digunakan pada Switch-case ini sedikit berbeda dengan struktur If-else. Meskipun begitu, Switch-case ini akan sangat membantu apabila kamu memiliki banyak pilihan untuk program kamu.

Memangnya seperti apa sih struktur Switch-case itu? Nah, kamu bisa melihatnya pada gambar di bawah ini:

A screenshot of a cell phone Description automatically generated

Dapat kita lihat bahwa parameter yang digunakan setelah syntax Switch bukanlah kondisi seperti pada struktur If-else, melainkan hanya variabel. Variabel yang dimaksud adalah variabel yang digunakan untuk kondisi percabangan kita. Oleh karena itu, untuk contoh kasus yang kita gunakan, kita bisa mengisi variabelnya dengan jenis kelamin. Dengan begitu, syntax-nya akan menjadi seperti berikut:

A close up of a logo Description automatically generated

Selanjutnya, kita akan memasukkan kondisi yang diletakkan setelah syntax case. Berbeda dengan kondisi pada struktur If-else, kondisi yang diletakkan setelah syntax case ini hanya bisa diisi dengan sebuah nilai. Nilai tersebut dapat berupa integer, sebuah karakter, atau sebuah string. Yang terpenting, bagian ini hanya bisa diisikan dengan sebuah nilai dan bukannya perbandingan seperti kondisi pada If-else. Nilai pada bagian ini haruslah nilai dari variabel yang kita letakkan setelah syntax Switch.

Pada contoh kasus yang kita gunakan, variabel yang kita gunakan adalah jenis kelamin. Nilai dari jenis kelamin yang kita tetapkan ada 2, yakni perempuan atau laki-laki. Oleh karena itu, kita dapat mengisi bagian kondisi setelah syntax case seperti berikut:

A close up of a logo Description automatically generated

Setelah mengisi variabel dan kondisi, kita bisa menuliskan perintah yang akan dijalankan setelah tanda titik dua (:) pada masing-masing syntax case. Dengan demikian, syntax akhir dari struktur Switch-case kita akan terlihat seperti di bawah ini:

Struktur kontrol percabangan dengan Switch-case

Dari potongan kode di atas, dapat kita lihat adanya syntax ‘break’ di setiap akhir perintah. Fungsi syntax ’break’ tersebut adalah untuk mencegah program menjalankan case selanjutnya apabila program sudah menemukan case yang sesuai dengan kondisinya.

Nah, struktur Switch-case yang seperti demikian memungkinkan kamu untuk menambahkan berapa pun pilihan yang kamu miliki. Kamu bisa menambahkan 3 case, 5 case, atau bahkan 10 case. Oleh karena itu, struktur Switch-case ini memang lebih cocok digunakan apabila kamu menyediakan banyak pilihan pada program kamu.

Itulah 2 struktur kontrol percabangan yang umum dijumpai di dunia pemrograman. Setelah mempelajari dasar-dasar keduanya, sekarang kamu bisa lebih mendalami struktur kontrol percabangan yang ada deh! Misalnya, setelah ini, kamu bisa mencari tahu fungsi keyword ‘default’ pada struktur Switch-case. Selain itu, kamu juga bisa mencari struktur kontrol percabangan lainnya selain If-else dan Switch-case. Dengan begitu, kamu bisa memiliki lebih banyak pilihan untuk menerapkan percabangan ke dalam program kamu.